Beranda | Artikel
Keutamaan Wudhu
Rabu, 3 November 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Mubarak Bamualim

Keutamaan Wudhu adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Riyadhus Shalihin Min Kalam Sayyid Al-Mursalin. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Mubarak Bamualim, Lc., M.H.I. pada Selasa 27 Rabi’ul Awal 1443H / 02 November 2021.

Keutamaan Wudhu

Wudhu yang kita lakukan sehari-hari ketika akan shalat atau akan membaca Al-Qur’an, ini mempunyai fadhilah yang besar. Bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni seorang hamba dengan dia berwudhu, yang mana dengan berwudhu itu berguguran dosa-dosanya (antara dia dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala).

Oleh karena itu yang patut kita perhatikan dalam masalah ini, hendaknya ketika berwudhu benar-benar berwudhu karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena ada orang yang berwudhu hanya untuk mendinginkan tubuhnya di saat panas, atau dia berwudhu tanpa niat.

Dikarenakan wudhu merupakan ibadah yang mulia dan mempunyai fadhilah yang besar, maka dari itu sudah sepatutnya setiap amal yang kita kerjakan kita niatkan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana disabdakan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ

“Sesungguhnya amal-amal itu hendaknya dengan niat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Lihat: Hadits Arbain Ke 1 – Innamal A’malu Binniyat

Dalam bab keutamaan wudhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

أَلا أَدُلُّكُمْ عَلى مَا يمْحُو اللَّهُ بِهِ الخَطَايَا، وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟

“Maukah kamu sekalian aku tunjukkan kepada kalian suatu amal yang dengannya Allah menghapus dosa-dosa, Allah mengangkat derajat?”

Para sahabat menjawab: “Tentu kami mau wahai Rasulullah.” Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِسْباغُ الْوُضُوءِ عَلى المَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الخطى إِلى المَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلاةِ بعْد الصَّلاةِ، فَذلِكُمُ الرِّباطُ، فَذلكُمُ الرِّباطُ

“Menyempurnakan wudhu disaat-saat yang tidak menyenangkan, banyaknya langkah menuju masjid, menunggu datangnya shalat setelah dia mengerjakan shalat yang sebelumnya, itulah yang dinamakan ar-ribath, itulah yang dinamakan ar-ribath.” (HR. Muslim)

Asal makna ribath yaitu menunggu/menjaga wilayah-wilayah perbatasan kaum muslimin dari serangan musuh. Fadhilahnya besar, yaitu jika dia meninggal maka akan terhindar dari fitnah kubur, tidak ditanya oleh dua malaikat Munkar dan Nakir.

Pada hadits ini Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyamakan orang yang shalat kemudian dia menunggu shalat berikutnya dengan melakukan ribath.

Hadits Abu Hurairah ini menjelaskan kepada kita tentang manusia sebagai ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang didalam diri mereka ada hawa nafsu, ada keinginan-keinginan untuk berbuat yang buruk. Ini bisa terampuni/terhapus dengan berwudhu secara sempurna.

Wudhu yang sempurna yaitu seperti apa yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan tiga kali tiga kali kecuali mengusap kepala hanya satu kali. Jadi betul-betul mengenai seluruh anggota wudhunya.

Saat-saat yang tidak menyenangkan misalnya dimalam yang dingin, ketika perjalanan, ini hal yang denganya menghapus dosa seorang hamba.

Menit ke-21:36 Hadits selanjutnya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيمَانِ

“Berwudhu/bersuci adalah setengah dari iman.” (HR. Muslim)

Kalau ‘iman’ dimaknai shalat sebagian disebutkan sebagian ulama, maka berwudhu itu setengah dari shalat. Hal ini karena shalat seseorang tidak diterima oleh Allah kalau dia tidak berwudhu/bersuci. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلاةَ أَحَدِكُمْ إذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ

“Allah tidak menerima shalat salah seorang di antara kalian kalau dia dalam keadaan berhadats hingga dia berwudhu.” (HR. Abu Dawud)

Maka wudhu adalah syarat sahnya shalat dan setengah dari shalat atau iman sebagaimana disebutkan dalam hadits ini.

Bacaan sesudah wudhu

Dari ‘Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَا مِنْكُمْ مِنْ أحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلِغُ أَوْ فَيُسْبِغُ الْوُضُوءَ، ثُمَّ يَقُولُ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ

“Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu dan dia menyempurnakan wudhunya, kemudian dia membaca bacaan sesudah wudhu: ‘Aku bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang haq kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah dan RasulNya.’ Melainkan akan dibuka baginya pintu-pintu surga yang delapan, dia masuk dari pintu mana saja yang dikenhendakinya.” (HR. Muslim)

Imam At-Tirmidzi menambahkan dengan tambahan yang shahih:

اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

“Ya Allah, jadikanlah aku hamba yang banyak bertaubat kepadaMu dan jadikanlah aku termasuk orang yang senantiasa bersuci (dari perbuatan-perbuatan dosa).” (HR. Tirmidzi)

Adapun tambahan yang sebagian kaum awam menambahkan وَاجْعَلْني مِنْ عِبادِكَ الصّالِحينَ adalah tidak ada riwayatnya.

Ini adalah fadhilah dan keutamaan yang besar dari amalan yang namanya wudhu dan doa sesudah wudhu. Maka jangan gampang bacaan ini.

Bagaimana makna dari doa setelah wudhu ini? Mari download dan simak mp3 kajian kajiannya.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50979-keutamaan-wudhu/